INGIN TAHU LEBIH DALAM TENTANG PENGELOLAAN WAKAF, MAHASISWA EKONOMI ISLAM LAKUKAN OBSERVASI KE BWA

  • 05 Juli 2019
  • 12:51 WITA
  • Program Studi Ekonomi Islam UIN Alauddin Makassar
  • Berita

Berbekal inisiatif dan perlengkapan seadanya selompok mahasiswa Jursan Ekonomi Islam  UINAM melakukan penelitian di kantor Badan wakaf al-Quran yang terletak di Jl. AP. Pettarani 21 Kec. Panakukang Kota Makassar Selasa, 2 Juli 2019.

Penelitian ini di lakukan sebagai bentuk pengaktualisasian mata kuliah Perwakafan Jurusan Ekonomi Islam yang di lalui selama  satu semster belakangan di bawah bimbingan dosen Sirajuddin S.E.I, ME. dengan komposisi yang  teridiri dari Muhammad Uqram, Ahmad Syardi, Fitrah Analia, Vivi Arviana, Ira Anriani, Ina Erwina, Resky, Ummu Kalsum, dan Fuad Hidayatullah dengan pembagian tugas masing-masing.

Sejak pagi pukul 09.00 WIB tim sudah berada dikantor Badan Wakaf al-Qur'an, di sambut langsung oleh Udztad Marten Sakariah selaku kepala cabang Badan Wakaf al-Qur'an (BWA) Kota Makassar sekaligus menjadi informan penelitian. Awalnya proses wawancara berlangsung kaku dan datar, sebab ini awal kalinya percobaan observasi langsung kelapangan dilakukan. Namun terlepas dari itu wawancara tetap berlangsung dengan lancar dan menuai hasil sesuai yang di harapkan.

 Lembaga filantropi ini, seperti yang disampaikan Udztad Marten Sakariah dari hasil wawancaranya sudah memiliki beberapa cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan tujuan untuk mengatasi masalah kemelaratan yang melanda umat Islam saat ini. Namun masalah yang dihadapi adalah presepsi umat bahwa persoalan ibadah hanya dimaknai sebagai persoalan ritualistik semata, ibadah terlepas dari aspek-aspek kehidupan, "Upaya kami di awal untuk menyadarkan masyarakat, bahwa dari posisi jongkok di kamar mandi sampai urusan politik sudah di atur dalam Islam" ungkapnya.

Diketahui dari program yang sudah terealisir secara signifikan dapat membantu masyarakat yang dilanda masalah, di antaranya wakaf air bersih, wakaf pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang berada di Barru, bantuan biaya kesehatan, hunian sementara masyarakat yang terkena bencana gempa, Wakaf Mart, pendistribusian Al-Qur'an, Dokter Care, kapal dakwah, motor dinas dan seterusnya. Yang sumbernya tentunya diperoleh dari wakif dan dikelolah secara transparan.

 Badan Wakaf Al-Qur'an  cabang makassar khususnya masih tergolon baru, yakni baru beroperasi selama setahun, sehingga bentuk realisasinya masih dalam tahap awal, yakni sosialisasi kepada masyarakat dalam bentuk dialog, seminar, dan ceramah.

Salah satu anggota  tim, Ahmad Syardi merasa senang dengan kegiatan observasi ini. "Akhirnya saya merasa puas dapat mengetahui bagaimana mekanisme pengelolaan wakaf  lewat observasi  langsung ke  pihak pengelolah, setelah sekian lama hanya mendengarnya  dari bangku perkuliahan". Hasil pertemuan dari mereka  menginspirasi saya untuk kelak  menjadi nazir dan berkontribusi dalam menyelesaikan problem yang di hadapi umat saat ini, imbuhnya setelah resesi  wawancaranya.

Rangkaian pertemuan ditutup dengan sesi berfoto bersama kepala cabang dan salah satu nazir yang ada. Rencananya informasi dan arsip yang diperoleh akan di rampungkan dan dikelolah lebih lanjut sesuai prosedur penelitian. (sjr)