Ekonomi Islam
Online - Mahasiswa
kelompok 5 mata kuliah Sociopreneur Jurusan Ekonomi Islam semester 6 menggelar
presentasi makalah kelompok dengan judul materi “Peluang dan Tantangan
Sociopreneur”. Kegiatan ini digelar selama sekitar 2 jam di Gedung Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Alauddin Makassar, Selasa, 23/04/2024.
Kegiatan
ini diikuti oleh Mahasiswa kelas peminatan Filantropi Islam berjumlah 30 orang.
Turut hadir pula dosen pengampu mata kuliah Sociopreneur yakni Bapak Trisno
Wardy Putra.
Pada
kesempatan ini, kelompok 5 yang beranggotakan tiga orang yakni Muh. Abid Akram
(Abid), Musawwir Nuran Qalbi (Awwi), dan Sudirman Arifin (Sudi) memaparkan
materinya secara bergantian. Presentasi kelompok berjalan cukup aktif dan
partisipatif dengan dimoderatori oleh Awwi.
Awwi dalam
pembukaannya, memulai dengan menerangkan definisi dari sociopreneur.
“Teman-teman
sekalian, sebelum kita lanjut lebih jauh, kiranya penting untuk kita ketahui
bersama definisi dari sociopreneur itu sendiri. Sociopreneur berasal dari
Bahasa Prancis yaitu socio yang
artinya sosial atau kemasyarakatan dan preneur
yang artinya kegiatan wirausaha. Dapat kita simpulkan bahwa sociopreneur adalah
kegiatan wirausaha yang mementingkan aspek sosial itu sendiri dengan
menggunakan sumber daya yang dimiliki”, terangnya.
Masih
senada dengan itu, Sudi mengungkapkan pentingnya selalu memunculkan inovasi
dalam socialpreneur.
“Dalam
konsep kewirausahaan sosial, ada dua elemen kunci. Pertama adalah adanya
inovasi sosial yang selalu dihadirkan yang mampu mengubah system yang sudah ada
dalam masyarakat dan yang kedua adalah kehadiran individu yang memiliki visi,
kreatif, berjiwa wirausaha, dan bertindak secara etis dibalik gagasan
inovatifnya”, ungkapnya.
Lebih
lanjut, Abid menjelaskan dalam mengimplementasikan inovasi akan selalu
dihadapkan dengan peluang dan tantangan.
“Inovasi-inovasi
yang telah rekan saya sebutkan tadi akan selalu dibenturkan dengan peluang dan
tantangan. Secara keseluruhan, ekosistem kewirausahaan sosial di Indonesia
masih belum ideal untuk mendukung tumbuh suburnya wirausaha sosial baru. Tetapi
hal ini mungkin terjadi dikarenakan konsep ekonomi ini masih terbilang baru dan
masih dalam tahap awal di negara kita. Kalau diibaratkan, perkembangannya
seperti bayi yang baru bisa merangkak. Beberapa dukungan memang sudah ada, akan
tetapi masih banyak masalah sosial yang harus kita tanggulangi secara Bersama”,
Jelasnya.
Di akhir
setelah presentasi, dibuka pula sesi tanya jawab yang berlangsung selama 30
menit, meskipun tidak begitu banyak pertanyaan yang didiskusikan namun antusias
dari Mahasiswa untuk menyampaikan pendapat dan sanggahan sangat terlihat.
Proses diskusi berjalan lancar hingga ditutup oleh moderator.
Kontributor: Trisno Wardy Putra