MENJELAJAHI PELUANG DAN TANTANGAN MENJADI SOCIOPRENEUR

  • 18 Mei 2024
  • 03:05 WITA
  • Program Studi Ekonomi Islam UIN Alauddin Makassar
  • Berita

Ekonomi Islam Online - Mahasiswa kelompok 5 mata kuliah Sociopreneur Jurusan Ekonomi Islam semester 6 menggelar presentasi makalah kelompok dengan judul materi “Peluang dan Tantangan Sociopreneur”. Kegiatan ini digelar selama sekitar 2 jam di Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, UIN Alauddin Makassar, Selasa, 23/04/2024.

Kegiatan ini diikuti oleh Mahasiswa kelas peminatan Filantropi Islam berjumlah 30 orang. Turut hadir pula dosen pengampu mata kuliah Sociopreneur yakni Bapak Trisno Wardy Putra.

Pada kesempatan ini, kelompok 5 yang beranggotakan tiga orang yakni Muh. Abid Akram (Abid), Musawwir Nuran Qalbi (Awwi), dan Sudirman Arifin (Sudi) memaparkan materinya secara bergantian. Presentasi kelompok berjalan cukup aktif dan partisipatif dengan dimoderatori oleh Awwi.

Awwi dalam pembukaannya, memulai dengan menerangkan definisi dari sociopreneur.

“Teman-teman sekalian, sebelum kita lanjut lebih jauh, kiranya penting untuk kita ketahui bersama definisi dari sociopreneur itu sendiri. Sociopreneur berasal dari Bahasa Prancis yaitu socio yang artinya sosial atau kemasyarakatan dan preneur yang artinya kegiatan wirausaha. Dapat kita simpulkan bahwa sociopreneur adalah kegiatan wirausaha yang mementingkan aspek sosial itu sendiri dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki”, terangnya.

Masih senada dengan itu, Sudi mengungkapkan pentingnya selalu memunculkan inovasi dalam socialpreneur.

“Dalam konsep kewirausahaan sosial, ada dua elemen kunci. Pertama adalah adanya inovasi sosial yang selalu dihadirkan yang mampu mengubah system yang sudah ada dalam masyarakat dan yang kedua adalah kehadiran individu yang memiliki visi, kreatif, berjiwa wirausaha, dan bertindak secara etis dibalik gagasan inovatifnya”, ungkapnya.

Lebih lanjut, Abid menjelaskan dalam mengimplementasikan inovasi akan selalu dihadapkan dengan peluang dan tantangan.

“Inovasi-inovasi yang telah rekan saya sebutkan tadi akan selalu dibenturkan dengan peluang dan tantangan. Secara keseluruhan, ekosistem kewirausahaan sosial di Indonesia masih belum ideal untuk mendukung tumbuh suburnya wirausaha sosial baru. Tetapi hal ini mungkin terjadi dikarenakan konsep ekonomi ini masih terbilang baru dan masih dalam tahap awal di negara kita. Kalau diibaratkan, perkembangannya seperti bayi yang baru bisa merangkak. Beberapa dukungan memang sudah ada, akan tetapi masih banyak masalah sosial yang harus kita tanggulangi secara Bersama”, Jelasnya.

Di akhir setelah presentasi, dibuka pula sesi tanya jawab yang berlangsung selama 30 menit, meskipun tidak begitu banyak pertanyaan yang didiskusikan namun antusias dari Mahasiswa untuk menyampaikan pendapat dan sanggahan sangat terlihat. Proses diskusi berjalan lancar hingga ditutup oleh moderator.

Kontributor: Trisno Wardy Putra