Berbekal inisiatif dan
perlengkapan seadanya selompok mahasiswa Jursan Ekonomi Islam UINAM melakukan penelitian di kantor Badan wakaf
al-Qur’an yang terletak di Jl. AP. Pettarani 21 Kec. Panakukang
Kota Makassar
Selasa, 2 Juli 2019.
Penelitian ini di lakukan
sebagai bentuk pengaktualisasian mata kuliah Perwakafan Jurusan Ekonomi Islam yang
di lalui selama satu semster belakangan
di bawah bimbingan dosen Sirajuddin S.E.I, ME. dengan komposisi
yang teridiri dari Muhammad Uqram, Ahmad
Syardi, Fitrah Analia, Vivi Arviana, Ira Anriani, Ina Erwina, Resky, Ummu
Kalsum, dan
Fuad Hidayatullah dengan pembagian tugas masing-masing.
Sejak pagi pukul 09.00 WIB
tim sudah berada dikantor Badan Wakaf al-Qur'an,
di sambut langsung oleh Udztad Marten Sakariah selaku kepala cabang Badan Wakaf
al-Qur'an (BWA) Kota
Makassar sekaligus menjadi informan penelitian. Awalnya proses wawancara
berlangsung kaku dan datar, sebab ini awal kalinya percobaan observasi langsung
kelapangan dilakukan. Namun terlepas dari itu wawancara tetap berlangsung
dengan lancar dan menuai hasil sesuai yang di harapkan.
Lembaga filantropi ini, seperti yang
disampaikan Udztad Marten Sakariah dari hasil wawancaranya sudah memiliki beberapa
cabang yang tersebar di seluruh Indonesia,
dengan tujuan untuk mengatasi masalah kemelaratan yang melanda umat Islam saat ini. Namun
masalah yang dihadapi adalah presepsi umat bahwa persoalan ibadah hanya dimaknai
sebagai persoalan ritualistik semata, ibadah terlepas dari aspek-aspek
kehidupan, "Upaya kami di awal untuk menyadarkan masyarakat, bahwa dari posisi
jongkok di kamar mandi sampai urusan politik
sudah di atur dalam Islam"
ungkapnya.
Diketahui dari program
yang sudah terealisir secara signifikan dapat membantu masyarakat yang dilanda
masalah, di antaranya wakaf air bersih, wakaf pembangkit listrik tenaga air
(PLTA) yang berada di Barru,
bantuan biaya kesehatan, hunian sementara masyarakat yang terkena bencana gempa,
Wakaf Mart,
pendistribusian Al-Qur'an, Dokter Care, kapal dakwah, motor dinas dan
seterusnya. Yang sumbernya tentunya diperoleh dari wakif dan dikelolah secara
transparan.
Badan Wakaf Al-Qur'an cabang makassar khususnya masih tergolon baru,
yakni baru beroperasi selama setahun, sehingga bentuk realisasinya masih dalam tahap
awal, yakni sosialisasi kepada masyarakat dalam bentuk dialog, seminar, dan ceramah.
Salah satu anggota tim, Ahmad Syardi merasa senang dengan kegiatan
observasi ini. "Akhirnya saya merasa puas dapat mengetahui bagaimana mekanisme
pengelolaan wakaf lewat observasi langsung ke pihak pengelolah, setelah sekian lama hanya mendengarnya
dari bangku perkuliahan". Hasil pertemuan
dari mereka menginspirasi saya untuk kelak
menjadi nazir dan berkontribusi dalam menyelesaikan
problem yang di hadapi umat saat ini, imbuhnya setelah resesi wawancaranya.
Rangkaian pertemuan
ditutup dengan sesi berfoto bersama kepala cabang dan salah satu nazir yang
ada. Rencananya informasi dan arsip yang diperoleh akan di rampungkan dan
dikelolah lebih lanjut sesuai prosedur penelitian. (sjr)